Perbedaan Valuasi Perusahaan Publik vs Perusahaan Tertutup
Menilai sebuah perusahaan (valuation) merupakan proses penting dalam transaksi bisnis, akuisisi, penjualan saham, penggalangan modal, perpindahan kepemilikan, hingga persiapan IPO. Namun metode valuasi tidak selalu sama, karena perusahaan dapat dibedakan menjadi dua kategori utama: perusahaan publik (listed) dan perusahaan tertutup (private). Keduanya memiliki karakteristik berbeda yang memengaruhi proses, pendekatan, data, serta hasil valuasi.
Artikel ini membahas secara mendalam perbedaan mendasar valuasi perusahaan publik dan tertutup, termasuk aspek data, risiko, metode, dan penyesuaian khusus seperti discount for lack of marketability (DLOM) dan control premium.
1. Ketersediaan Informasi dan Transparansi
Perusahaan Publik
Perusahaan publik diwajibkan mengikuti regulasi ketat mengenai keterbukaan informasi (disclosure). Laporan keuangan harus diumumkan secara periodik (quarterly dan tahunan), diaudit, dan dipublikasikan secara terbuka. Informasi tambahan seperti aksi korporasi, perubahan manajemen, perkembangan bisnis, hingga aktivitas RUPS juga harus dilaporkan ke publik.
Hal ini membuat valuasi perusahaan publik relatif lebih mudah karena:
- Data tersedia lengkap dan terstruktur
- Informasi historis dapat diakses siapa saja
- Risiko informasi rendah karena laporan wajib diaudit
- Analisis menjadi lebih objektif dan terukur
Perusahaan Tertutup
Sebaliknya, perusahaan tertutup tidak memiliki kewajiban keterbukaan publik. Data keuangan biasanya:
- Tidak dipublikasikan luas
- Bersifat internal
- Belum tentu diaudit
- Kadang tidak konsisten atau tidak lengkap
Masalah umum di perusahaan tertutup:
- Laporan keuangan belum disesuaikan (adjusted)
- Catatan transaksi personal pemilik bercampur dengan perusahaan
- Tidak ada standar pelaporan yang konsisten
Akibatnya, valuator harus melakukan normalization adjustment, seperti:
- Penyesuaian gaji pemilik
- Penyesuaian biaya pribadi yang dicatat sebagai beban perusahaan
- Penyesuaian aset yang dinilai terlalu rendah atau tidak dicatat
Keterbatasan data ini membuat valuasi perusahaan tertutup memerlukan waktu lebih lama dan analisis lebih mendalam daripada perusahaan publik.
2. Risiko Likuiditas dan Marketability
Perbedaan mendasar antara perusahaan publik dan tertutup adalah tingkat likuiditas saham dan kemudahan memperdagangkan kepemilikan.
Perusahaan Publik
Sahamnya diperdagangkan di bursa, sehingga:
- Mudah dijual atau dibeli kapan saja
- Harga pasar terbentuk secara real-time
- Risiko likuiditas rendah
- Nilai saham memiliki acuan langsung dari pasar (market-driven)
Perusahaan Tertutup
Saham perusahaan tertutup:
- Tidak diperdagangkan di bursa
- Tidak ada pasar aktif yang menentukan harga
- Proses jual beli saham memerlukan waktu panjang
- Transaksi hanya dapat dilakukan lewat kesepakatan privat
Karena likuiditas rendah, valuasi perusahaan tertutup biasanya dikenakan DLOM – Discount for Lack of Marketability, yaitu diskon atas ketidaklikuidan pasar.
Diskon ini bisa berkisar 10%–40% tergantung kondisi perusahaan, industri, dan tingkat risiko.
3. Struktur Kepemilikan dan Kontrol
Perusahaan Publik
Perusahaan publik umumnya memiliki pemegang saham yang tersebar, sehingga:
- Pemilik tidak memiliki kontrol penuh
- Pengambilan keputusan dilakukan melalui manajemen dan RUPS
- Investor hanya memiliki hak sesuai porsi saham
Karena banyak investor tidak memiliki kendali penuh, valuasi sering mencerminkan minority interest value.
Perusahaan Tertutup
Sering dimiliki oleh:
- Pemilik tunggal
- Keluarga
- Grup kecil pemegang saham
- Perusahaan induk
Kepemilikan ini memberikan tingkat kontrol lebih tinggi. Dalam valuasi perusahaan tertutup, muncul dua konsep penting:
- Control Premium → Penambahan nilai jika pembeli memperoleh kendali atas perusahaan
- Minority Discount → Pengurangan nilai jika yang diperoleh hanya saham minoritas tanpa hak pengendalian
Faktor kontrol ini jarang muncul pada valuasi perusahaan publik, tetapi sangat krusial pada perusahaan tertutup.
4. Perbedaan Metode Penilaian yang Digunakan
Secara teori, baik perusahaan publik maupun tertutup dapat menggunakan tiga pendekatan valuasi:
- Pendekatan Pendapatan (Income Approach) – misalnya Discounted Cash Flow (DCF)
- Pendekatan Pasar (Market Approach) – misalnya Comparable Company Analysis (CCA)
- Pendekatan Aset (Asset-Based Approach)
Namun perbedaannya adalah tingkat akurasi dan relevansi masing-masing pendekatan.
Pada Perusahaan Publik
- Pendekatan pasar lebih kuat karena banyak data pembanding dari perusahaan sejenis yang juga publik
- Indikator seperti PER, PBV, EV/EBITDA menggunakan harga pasar aktual
- DCF tetap digunakan, tetapi biaya modal (WACC) lebih mudah dihitung karena data pasar tersedia
- Market sentiment ikut membentuk nilai
Pada Perusahaan Tertutup
- Pendekatan pendapatan (DCF) biasanya paling dominan karena tidak ada harga pasar
- Pendekatan pasar digunakan tetapi memerlukan penyesuaian yang lebih besar
- Pendekatan aset sering dipakai untuk:
- Perusahaan properti
- Perusahaan perkebunan
- Perusahaan dalam kondisi distressed
Metode valuasi pada perusahaan tertutup lebih banyak memerlukan judgment profesional dibandingkan perusahaan publik.
5. Penentuan Biaya Modal (Cost of Capital)
Perusahaan Publik
Cost of equity dihitung dengan mudah menggunakan:
- Beta pasar
- Data return indeks
- Harga saham harian
WACC lebih mudah ditentukan karena seluruh data terbuka.
Perusahaan Tertutup
Tidak memiliki beta pasar, sehingga valuator harus:
- Menggunakan industry beta
- Menyesuaikan ukuran perusahaan (size premium)
- Menambahkan risiko perusahaan (specific risk premium)
- Menggunakan pendekatan CAPM yang dimodifikasi
Akibatnya, WACC perusahaan tertutup biasanya lebih tinggi, membuat nilai perusahaan lebih konservatif.
6. Pengaruh Struktur Pajak dan Dividen
Perusahaan Publik
- Kebijakan dividen jelas
- Pajak dan struktur modal transparan
- Investor memiliki ekspektasi pasar yang dapat dipetakan
Perusahaan Tertutup
- Dividen sering tidak dibagikan secara formal
- Banyak pemilik yang mengambil “dividen tidak resmi”
- Perusahaan keluarga sering memiliki pengaturan keuangan yang unik
Valuator harus melakukan penyesuaian signifikan untuk memastikan proyeksi lebih realistis.
7. Hasil Valuasi: Lebih Stabil vs Lebih Berfluktuasi
Perusahaan Publik
Nilainya sangat dipengaruhi sentimen pasar:
- Harga saham bisa naik-turun harian
- Berita eksternal memengaruhi valuasi
- Investor kadang memberi nilai berlebih atau kurang (overvalued/undervalued)
Perusahaan Tertutup
Nilainya lebih stabil karena:
- Tidak mengikuti fluktuasi pasar
- Murni berdasarkan kinerja bisnis dan proyeksi masa depan
- Lebih mencerminkan nilai fundamental
Hal ini membuat valuasi perusahaan tertutup cenderung lebih konservatif dan stabil.
Kesimpulan
Valuasi perusahaan publik dan perusahaan tertutup memiliki perbedaan fundamental yang mencakup akses informasi, likuiditas, risiko, struktur kepemilikan, metode valuasi, hingga penentuan biaya modal.
Secara umum:
- Perusahaan publik → valuasi lebih mudah, data lengkap, nilai dipengaruhi pasar.
- Perusahaan tertutup → valuasi lebih kompleks, memerlukan penyesuaian besar, dan melibatkan diskon serta premium terkait likuiditas dan kontrol.
Valuasi perusahaan tertutup biasanya membutuhkan keahlian lebih dalam analisis risiko, normalisasi laporan keuangan, dan penyesuaian likuiditas, sehingga sering kali dilakukan oleh lembaga profesional seperti KJPP atau konsultan valuasi.
PT Tribuana Mulia Investama sebagai Perusahaan Jasa Konsultan Keuangan, Manajemen, Bisnis, dan Investasi, memberikan layanan Jasa Pembuatan Company Valuation yang dibutuhkan oleh perusahaan tertutup, perusahaan keluarga, startup, lembaga keuangan, investor, maupun pihak yang sedang merencanakan aksi korporasi seperti merger, akuisisi, penjualan saham, atau penambahan modal usaha.
Layanan ini bertujuan membantu klien memperoleh gambaran nilai wajar perusahaan secara objektif, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga menjadi dasar pengambilan keputusan strategis dalam investasi dan pengembangan bisnis.
